Thursday 26 May 2011

Kecelakaan

Siang itu, sekitar pukul 14.00 WIB aku melanjutkan perjalanan pulang ke Tangerang dari stasiun kota dengan naik kereta “Benteng Ekspress”. Siang itu, hanya ada perasaan bahagia tersemat di pikiranku beserta dengan semua makanan enak yang menanti di rumah. Tidak ada firasat buruk sama sekali. Siang itu aku bertemu dengan seorang teman lama, aldo namanya. Dia teman masa kecilku. Dia Seorang mahasiswa teknik mesin UI angkatan 2009/2010.

Siang itu , kami bercakap mengenai keadaan masing-masing dan juga tentang masa-masa indah waktu kecil dulu guna membunuh waktu menunggu kereta yang enggan datang. Siang itu, suasana begitu indah. Tak lama Setelah itu, kereta pun tiba. Kami naik di gerbong tiga. Kami kembali bercakap dan melepas rindu setelah sekian lama tak bertemu.

Siang itu, kereta berjalan lancar, melewati setiap stasiun yang harus dilewatinya. Tak lama berselang, kami pun tertidur pulas karena lelah yang menerpa. Saya pun sambil mendengarkan lagu Hey jude dari The beatles sedang kan dia tertidur sambil mendengarkan lagu dari handphone nya. Tak lama berselang, kami mendengar ada suara yang mengatakan bahwa kami telah sampai di stasiun poris. Kami pun terbangun dengan wajah yang masih sedikit bingung sekaligus senang.

Saya duduk terbengong, setengah sadar, begitupula dengan aldo. Kereta pun melaju kembali dari stasiun poris menuju stasiun terakhir, stasiun tangerang. Di sini lah segalanya dimulai. Ketika kami hendak melanjutkan perjalanan, kira-kira 5km setelah kereta kami berangkat, sebuah mobil avanza berwarna hitam masuk menerobos masuk ke jalur kereta. Kereta yang sedang melaju kencang pun tidak bisa dihentikan dan mobil tersebut pun nampaknya tidak bisa menghindar. Dan akhirnya, kecelakaan naas itu pun terjadi. Mobil yang tertabrak pun terpental dan menabrak gerbong tiga, tempat saya dan aldo duduk.

Saya dan penumpang lainnya pun kaget, awalnya kami hanya mendengar dentuman keras, namun ketika kami melihat mobil avanza hitam memutar bak seorang drifter , menabrak gerbong kami lalu kembali terpental hingga gerbong lima, kami pun sangat terkejut. Saya yang ingin melihat kejadian pun langsung pergi ke gerbong lima, sementara aldo menjaga barang bawaan saya.

Saat itu juga saya berlutut dan menangis sambil berkata dalam hati :”Inikah yang namanya kematian ? Begitu cepat dan begitu tak terduga. Begitu mengenaskan dan juga mengerikan. Tuhan, tolonglah, jangan kau buat aku mati dengan cara seperti ini”. Saat itu, aku melihat lima orang di dalam mobil itu, empat tewas seketika , dua dengan tubuh penuh darah dan bentuk yang sudah tidak jelas lagi, sedangkan yang dua lainnya sekujur tubuhnya dipenuhi luka dan darah.Sedangkan sang supir, dia selamat, namun dengan tubuh penuh luka dan dalam keadaan sekarat.

Sang masinis pun panik bukan main, dia sangat takut.Takut dituntut karena pembunuhan, dituntut oleh keluarga korban. Siang itu, polisi bertaburan di tempat kejadian dan warga sekitar pun hanya menyaksikan, tidak ada yang mau membantu, seolah kejadian ini hanyalah sebuah tontonan. Sungguh iba perasaanku pada mereka siang itu.

Aku pun kembali, duduk di bangku dan menceritakan semua kepada aldo. Dia pun sama kaget dan takutnya dengan diriku. Aku yang saat itu hanya memiliki sisa uang lima ribu rupiah di dompet tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu hingga kereta jalan. Satu setengah jam berselang, dan bala bantuan pun datang. Akhirnya, sebuah kereta penarik dikirim untuk menarik kereta kami yang lumpuh Karena mesin utamanya tertabrak mobil avanza tadi. Perjalanan yang tadinya tinggal lima menit saja, kini menjadi hitungan jam. Sore itu, semua kebahagiaanku dan juga nafsu makan ku hilang semua, raib ditelan ketakutan dan naasnya kejadian sore itu. Tak lama setelah turun dari kereta,saya berpisah dengan aldo dan memutuskan untuk berjalan pulang. Dan sore itu berakhir dengan tidur pulas hingga esok pagi.

-TAMAT-

No comments:

Post a Comment